Angin Kencang di Jember Seakan Teriakan Arwah Para Gumuk
Angin Kencang -Dalam satu bulan ini, Jember sudah dua kali diserbu angin yang sangat kencang. Akibatnya, sejumlah pohon di lima kecamatan tumbang sehingga mengganggu arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan. Tidak hanya itu, sejumlah tiang listrik juga ikut roboh yang mengakibatkan beberapa desa sempat mengalami blackout.
Angin kencang ini pernah saya rasakan secara langsung di tahun 2013. Saat itu hujan disertai angin kencang berhasil menerbangkan genting rumah saya dan beberapa tetangga di daerah Kebonsari, Jember. Alhamdulillah kejadian ini hanya menimbulkan kerugian materi, tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Menurut kesaksian almarhum kakek saya, semasa hidup beliau belum pernah melihat angin sekencang itu, angin yang sanggup menerbangkan genting rumah. "Aku sudah hidup lebih dari 80 tahun di Jember, tapi gak pernah tau ada angin sekencang ini di Jember", ujar kakek.
Saya pun mencari informasi terkait hal ini. Hingga akhirnya saya bertemu teman SMA saya, Teguh. Dia mempertemukan saya dengan sebuah acara bernama Save Gumuk. Meskipun saya tidak bisa hadir langsung ke acara tersebut, saya berhasil menggali informasi tentang ini dari teman-teman yang hadir.
Jember memiliki julukan unik, Kota Seribu Gumuk. Dulu memang Jember memiliki gumuk dengan jumlah lebih dari seribu, tapi sekarang tinggal beberapa ratus saja. Hal ini dikarenakan penambangan batu juga perluasan lahan yang mengorbankan keberadaan gumuk.
Save Gumuk adalah sebuah acara yang berisi tentang obrolan edukasi tentang pentingnya gumuk bagi masyararakat, khususnya Jember, sekaligus sebagai bentuk keprihatinan atas gumuk-gumuk Jember yang diambang kepunahan. Pada acara ini juga dilakukan penggalangan dana berupa menjual kaos #savegumuk, pengumpulan koin dan bobotl bekas untuk dijual. Yang hasilnya seratus persen dihibahkan untuk membeli gumuk. Tujuannya? Agar gumuk tersebut terbebas dari kerusakan[*].
Dari teman-teman yang menghadiri acara tersenut, saya mengetahui bahwa gumuk itu unik. Jika kita menelusuri KBBI daring, arti gumuk adalah bukit pasir di tepi laut. Sedikit berbeda dengan gumuk yang ada di Jember, gumuk di Jember terbentuk akibat muntahan material berupa material lava dan lahar dari ledakan besar Gunung Raung di jaman purba.
"Material dari ledakan gunung Raung purba inilah yang akhirnya menjadi jajaran gumuk-gumuk di Jember. Daerah di Jember yang relatif dekat dengan gunung Raung, kebanyakan memiliki gumuk-gumuk relatif berukuran tinggi. Sebaliknya semakin menjauh dari pusat ledakan itu berarti semakin kecil pula ukuran gumuk-gumuk yang ditinggalkan", ujar Mas Lozz Akbar pada esssip.blogspot.com.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa bentuk bebatuan dan karakteristik tanah gumuk di Jember sama dan mirip dengan bebatuan dan tanah di Gunung Raung. Jadi tak heran jika tanah gumuk sangatlah subur. Ada beberapa fungsi gumuk yang berhasil dihimpun oleh teman-teman #savegumuk.
Gumuk kini sudah banyak berkurang keberadaannya. Hilang karena banyak alasann, salah satunya karena perluasan lahan untuk kawasan perumahan. Tapi seperti tidak ada yang peduli akan pentingnya gumuk untuk Jember. Angin yang beberapa kali bertiup kencang di Jember seakan teriakan arwah para gumuk yang tak rela digunduli.
Credit
1. Ilustrasi oleh freepik.com
2. #savegumuk oleh Lozz Akbar di essip.blogspot.com
3. Foto gumuk kecil oleh VJ Lie di esssip.blogspot.com
Angin kencang ini pernah saya rasakan secara langsung di tahun 2013. Saat itu hujan disertai angin kencang berhasil menerbangkan genting rumah saya dan beberapa tetangga di daerah Kebonsari, Jember. Alhamdulillah kejadian ini hanya menimbulkan kerugian materi, tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Menurut kesaksian almarhum kakek saya, semasa hidup beliau belum pernah melihat angin sekencang itu, angin yang sanggup menerbangkan genting rumah. "Aku sudah hidup lebih dari 80 tahun di Jember, tapi gak pernah tau ada angin sekencang ini di Jember", ujar kakek.
Saya pun mencari informasi terkait hal ini. Hingga akhirnya saya bertemu teman SMA saya, Teguh. Dia mempertemukan saya dengan sebuah acara bernama Save Gumuk. Meskipun saya tidak bisa hadir langsung ke acara tersebut, saya berhasil menggali informasi tentang ini dari teman-teman yang hadir.
Jember memiliki julukan unik, Kota Seribu Gumuk. Dulu memang Jember memiliki gumuk dengan jumlah lebih dari seribu, tapi sekarang tinggal beberapa ratus saja. Hal ini dikarenakan penambangan batu juga perluasan lahan yang mengorbankan keberadaan gumuk.
Save Gumuk adalah sebuah acara yang berisi tentang obrolan edukasi tentang pentingnya gumuk bagi masyararakat, khususnya Jember, sekaligus sebagai bentuk keprihatinan atas gumuk-gumuk Jember yang diambang kepunahan. Pada acara ini juga dilakukan penggalangan dana berupa menjual kaos #savegumuk, pengumpulan koin dan bobotl bekas untuk dijual. Yang hasilnya seratus persen dihibahkan untuk membeli gumuk. Tujuannya? Agar gumuk tersebut terbebas dari kerusakan[*].
Dari teman-teman yang menghadiri acara tersenut, saya mengetahui bahwa gumuk itu unik. Jika kita menelusuri KBBI daring, arti gumuk adalah bukit pasir di tepi laut. Sedikit berbeda dengan gumuk yang ada di Jember, gumuk di Jember terbentuk akibat muntahan material berupa material lava dan lahar dari ledakan besar Gunung Raung di jaman purba.
"Material dari ledakan gunung Raung purba inilah yang akhirnya menjadi jajaran gumuk-gumuk di Jember. Daerah di Jember yang relatif dekat dengan gunung Raung, kebanyakan memiliki gumuk-gumuk relatif berukuran tinggi. Sebaliknya semakin menjauh dari pusat ledakan itu berarti semakin kecil pula ukuran gumuk-gumuk yang ditinggalkan", ujar Mas Lozz Akbar pada esssip.blogspot.com.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa bentuk bebatuan dan karakteristik tanah gumuk di Jember sama dan mirip dengan bebatuan dan tanah di Gunung Raung. Jadi tak heran jika tanah gumuk sangatlah subur. Ada beberapa fungsi gumuk yang berhasil dihimpun oleh teman-teman #savegumuk.
- Membantu mengurangi tiupan angin kencang secara alami. Gumuk-gumuk yang ada di Jember bisa membantu secara alami untuk menghalangi laju angin yang sangat kencang.
- Sebagai tandon air alami.
- Sebagai suaka marga satwa mini.
- Sebagai tempat wisata.
Gumuk kini sudah banyak berkurang keberadaannya. Hilang karena banyak alasann, salah satunya karena perluasan lahan untuk kawasan perumahan. Tapi seperti tidak ada yang peduli akan pentingnya gumuk untuk Jember. Angin yang beberapa kali bertiup kencang di Jember seakan teriakan arwah para gumuk yang tak rela digunduli.
Credit
1. Ilustrasi oleh freepik.com
2. #savegumuk oleh Lozz Akbar di essip.blogspot.com
3. Foto gumuk kecil oleh VJ Lie di esssip.blogspot.com
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus