Kampoeng Djawi, Sebuah Tempat Wisata Bernuansa Kampung Jawa Tempo Dulu
Kampoeng Djawi - "Seperti masuk ke area syuting Angling Darma ya!", ujar Mbak Galih saat sampai di Kampoeng Djawi. Kampung Djawi adalah sebuah tempat wisata sekaligus penginapan yang terletak di Dusun Gondang, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur - Indonesia. Memiliki konsep perpaduan antara hotel dan vila dengan gaya arsitek Jawa Tempo Dulu.
Terletak di pedesaan dengan ketinggian 600 mdpl, membuat tempat ini sangat sejuk, jauh dari polusi dan serasa alami seperti kampung di Jawa jaman kerajaan kuno. Menurut sumber yang pernah saya baca, Kecamatan Wonosalam, tempat Kampoeng Djawi berada, adalah salah satu penghasil durian terbesar di Jawa Timur. Mangkanya jangan heran kalau kita sedang berwisata di Wonosalam, akan banyak warung atau tempat makan yang menjual makanan olahan durian seperti kolak durian.
Selain itu, Wonosalam yang sebagian besar daerahnya terletak di kaki dan lereng Gunung Anjasmoro dengan ketinggian rata-rata 500-600 meter di atas permukaan laut juga memiliki potensi pariwisata yang besar khususnya bidang agrowisata. Mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah petani jadi tak heran kalau durian tumbuh subur di kecamatan ini. Selain durian, Wonosalam juga merupakan penghasil cengkeh, kopi dan pisang.
Selain menawarkan agrowisata, Wonosalam juga menyajikan banyak wisata alam yang indah. Sebagai kecamatan yang sebagian besar wilayahnya berada di pegunungan, kebanyakan wisata di Wonosalam adalah air terjun dan wisata goa. Terdapat 6 air terjun dan 2 goa di kecamatan ini, yaitu:
Waw... surga durian, surga argrowisata dan wisata alam tentunya. Sungguh tempat yang asik untuk dijadikan destinasi wisata. Coba saja bayangkan, begitu nikmatnya menikmati durian yang baru saja dipetik dan matang dipohon sambil menikmati keindahan air terjun dan sesekali bermain air dibawah air terjun. Setelah puas bermain air, kita bisa menikmati semangkuk kolak durian hangat. Apalagi setiap musim durian tiba, di Wonosalam rutin diadakan festival durian bertajuk Kenduri Durian (Kenduren).
Di Wonosalam terdapat beberapa penginapan berbentuk vila seperti Vila Rosari Refresh, Cahyono Griyo, Padepokan Wonosalam Lestari dan Kampoeng Djawi. Mengingat wisata alam disini banyak, tak heran kalau terdapat banyak vila yang disewakan.
Kampoeng Djawi menawarkan suasana perkampungan dengan sentuhan arsitektur Jawa dengan keramahan masyarakat Jawa. Selain arsitekturnya yang unik disini juga dilengkapi dengan fasilitas kegiatan outdoor seperti high rope, flying fox, kolam renang, camping ground, fasilitas paint ball, rafting dan off road.
Saat pertama masuk ke Kampoeng Djawi, pengunjung disuguhi pemandangan bangunan dengan arsitektur Jawa kuno. Seperti kata teman saya, Mbak Galih, kita seakan masuk kedalam sebuah kampung di kerajaan Jawa kuno, seperti Malwapati, kerajaan yang dipimpin oleh Angling Darma. Ditambah dengan berbagai jenis pohon dan bunga yang semakin membuat tempat ini seperti kampung Jawa kuno beneran. Hingga tak jarang tempat ini digunakan untuk pengambilan foto prewedding.
Tidak perlu menginap untuk dapat menikmati keindahan Kampoeng Djawi. Kita bisa masuk kesana dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 50.000 untuk bisa berkeliling disana juga berenang. Atau kalau ingin menginap, kita bisa memesan kamar dengan rate mulai dari Rp 300.000 sudah termasuk makan tiga kali dan bebas menggunakan seluruh fasilitas seperti karaoke, billiard, danau buatan dan kolam renang.
Penginapan di Kampoeng Djawi berbentuk rumah dengan arsitektur Jawa kuno terinspirasi rumah adat di beberapa daerah di Jawa Timur. Terdapat 4 tipe bangunan rumah dan 1 bangunan untuk VIP dan beberapa fasilitas lainnya, yaitu:
Selain menawarkan tempat yang ketje dengan fasilitas yang (lumayan) lengkap untuk sebuah penginapan dan tempat wisata, Kampoeng Djawi menawarkan menu makanan yang enak dan murah. Menu makanan disini tidak jauh dari konsep Jawa kuno, seperti urap-urap, bothok, sayur asem, ikan asin, tumis pepaya, kare ayam, sop, brengkes pindang, sayur lodeh, tumis kangkung, serundeng, kering tempe dan masih banyak menu lainnya.
Seperti yang sudah dituliskan diatas, Wonosalam, sebagai salah satu daerah penghasil durian terbesar di Jawa Timur, setiap tahun mengadakan festival durian bertajuk Kenduri Durian. Kampoen Djawi sudah beberapa kali menjadi tempat diadakannya kenduri durian. Tak hanya itu saja, 2 kali dalam setahun, Kampoeng Djawi juga menawarkan pertunjukan musik jazz di Amphi Theatre yang menghadirkan musisi jazz lokal dan nasional, seperti tahun lalu menghadirkan Indra Lesmana.
Berikut daftar harga paket menginap di Kampoeng Djawi:
Selamat berlibur di Kampoeng Djawi
Terletak di pedesaan dengan ketinggian 600 mdpl, membuat tempat ini sangat sejuk, jauh dari polusi dan serasa alami seperti kampung di Jawa jaman kerajaan kuno. Menurut sumber yang pernah saya baca, Kecamatan Wonosalam, tempat Kampoeng Djawi berada, adalah salah satu penghasil durian terbesar di Jawa Timur. Mangkanya jangan heran kalau kita sedang berwisata di Wonosalam, akan banyak warung atau tempat makan yang menjual makanan olahan durian seperti kolak durian.
Gerbang Depan Kampoeng Djawi |
Selain menawarkan agrowisata, Wonosalam juga menyajikan banyak wisata alam yang indah. Sebagai kecamatan yang sebagian besar wilayahnya berada di pegunungan, kebanyakan wisata di Wonosalam adalah air terjun dan wisata goa. Terdapat 6 air terjun dan 2 goa di kecamatan ini, yaitu:
- Air Terjun Tretes, terletak di Dusun Pengajaran, Desa Galengdowo.
- Air Terjun Grojogan Sanggar, terletak di Dusub Sanggar, Desa Jarak.
- Air Terjun Sekelip, terletak di Dusun Gentaru, Desa Carangwulung.
- Air Terjun Sekelip 2, terletak di Dusun Gentaru, Desa Carangwulung (diatas Air Terjun Sekelip).
- Air Terjun Sekar Pudak Sari, terletak di Dusun Kersorejo, Dewa Wonokerto.
- Air Terjun Selo Lapis (Coban Selo Lapis), terletak di Dusun Mendiro, Desa Panglungan (Lereng Gunung Selo Ringgit).
- Goa Golo, terletak di Dusun Kraten, Desa Panglungan.
- Goa Sriti.
Waw... surga durian, surga argrowisata dan wisata alam tentunya. Sungguh tempat yang asik untuk dijadikan destinasi wisata. Coba saja bayangkan, begitu nikmatnya menikmati durian yang baru saja dipetik dan matang dipohon sambil menikmati keindahan air terjun dan sesekali bermain air dibawah air terjun. Setelah puas bermain air, kita bisa menikmati semangkuk kolak durian hangat. Apalagi setiap musim durian tiba, di Wonosalam rutin diadakan festival durian bertajuk Kenduri Durian (Kenduren).
Di Wonosalam terdapat beberapa penginapan berbentuk vila seperti Vila Rosari Refresh, Cahyono Griyo, Padepokan Wonosalam Lestari dan Kampoeng Djawi. Mengingat wisata alam disini banyak, tak heran kalau terdapat banyak vila yang disewakan.
Peta Denah Wisata Kampoeng Djawi |
Saat pertama masuk ke Kampoeng Djawi, pengunjung disuguhi pemandangan bangunan dengan arsitektur Jawa kuno. Seperti kata teman saya, Mbak Galih, kita seakan masuk kedalam sebuah kampung di kerajaan Jawa kuno, seperti Malwapati, kerajaan yang dipimpin oleh Angling Darma. Ditambah dengan berbagai jenis pohon dan bunga yang semakin membuat tempat ini seperti kampung Jawa kuno beneran. Hingga tak jarang tempat ini digunakan untuk pengambilan foto prewedding.
Tidak perlu menginap untuk dapat menikmati keindahan Kampoeng Djawi. Kita bisa masuk kesana dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 50.000 untuk bisa berkeliling disana juga berenang. Atau kalau ingin menginap, kita bisa memesan kamar dengan rate mulai dari Rp 300.000 sudah termasuk makan tiga kali dan bebas menggunakan seluruh fasilitas seperti karaoke, billiard, danau buatan dan kolam renang.
Kolam Renang Kampoeng Djawi |
- Griya Doro Gepak (2 unit)
Kapasitas untuk 20 orang pada masing-masing rumah. - Griya Joglo (1 unit)
Kapasitas untuk 8-12 orang. - Griya Majapahit (2 unit)
Kapasitas untuk 2-8 orang pada masing-masing rumah. - Griya Jineman (4 unit)
Kapasitas 16 orang pada masing-masing rumah. - Griya Brawijaya (4 kamar) (VIP)
Kapasitas 4 orang pada masing-masing kamar. - Sarana Outbound
Terdapat flying fox, high rope, rocking bridge, spider web dan masih banyak lainnya. - Ampi Theatre
Merupakan tempat terbuka yang ditengahnya berupa lapangan rumput dan dilengkapi dengan tribun dan panggung yang dapat dimanfaatkan sebagai panggu musik, tari dan tak jarang juga digunakan untuk kegiatan api unggun di tengah-tengah lapangan. - Pendopo
Sebuah bangunan Joglo asli yang berumur lebih dari 150 tahun yang didapat dari pelosok kampung dibangun kembali dengan sedikit modifikasi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul atau tempat pertemuan dan tempat pertunjukan seni seperti tari dan gamelan dengan tetap bisa menikmati sejuknya alam. - Balai Kejei
Ruang Pertemuan yang juga bisa dimanfaatkan untuk berkaraoke dan posisinya berdekatan dengan ruang makan terbuka yang dapat dimanfaatkan pertemuan informal atau sekedar duduk santai menikmati alam. - Balai Rung
Merupakan ruang pertemuan yang terletak di Lantai 2 dengan konsep indoor dan biasanya digunakan untuk acara resmi. - Pawon
Kita akan dibawah ke suasana tempat masak sekaligus tempat makan tempoe doloe dengan melihat ibu ibu melakukan proses memasak dengan kayu bakar. Menu yang disajikan adalah masakan ndeso dimana bahan bakunya menyesuaikan yang telah di sediakan oleh alam disekitar. Dekat lokasi pawon terdapat ruang makan terbuka dengan beberapa pohon yang ada sebagai peneduhnya. - Cafe Biyen
Cafe dengan konsep Jawa kuno juga dijual souvenir berupa kaos ala Kampoeng Djawi. - Langgar
Langgar adalah tempat shalat bagi orang muslim pada jaman dulu, letak langgar biasanya berdekatan dengan beberapa rumah kelompok kecil atau kelompok keluarga. Bangunan Langgar terbuat dari papan yg berbentuk panggung. Suasana Shalat seperti jaman dulu bisa kita nikmati disini. - Refleksi Track
- Danau Buatan
- Kolam Renang
Pawon Kampoeng Djawi |
Seperti yang sudah dituliskan diatas, Wonosalam, sebagai salah satu daerah penghasil durian terbesar di Jawa Timur, setiap tahun mengadakan festival durian bertajuk Kenduri Durian. Kampoen Djawi sudah beberapa kali menjadi tempat diadakannya kenduri durian. Tak hanya itu saja, 2 kali dalam setahun, Kampoeng Djawi juga menawarkan pertunjukan musik jazz di Amphi Theatre yang menghadirkan musisi jazz lokal dan nasional, seperti tahun lalu menghadirkan Indra Lesmana.
Berikut daftar harga paket menginap di Kampoeng Djawi:
- Menginap
- Rp 360.000 dengan durasi 29 jam. Fasilitas yang didapatkan adalah tempat tidur, makan 4x, coffe break 2x, karaoke set, bantal, selimut, televisi.
- Rp 330.000 dengan durasi 24 jam. Fasilitas yang didapatkan adalah tempat tidur, makan 3x, coffe break 2x, karaoke set, bantal, selimut, televisi.
- Rp 300.000 dengan durasi 24 jam. Fasilitas yang didapatkan adalah tempat tidur, makan 2x, coffe break 2x, karaoke set, bantal, selimut, televisi.
- Tidak menginap
- Rp 180.000 dengan durasi 14 jam. Fasilitas yang didapatkan makan 2x, karaoke, Renang, coffee break 1x, tempat tidur set, televisi.
- Rp 140.000 dengan durasi 8 jam. Fasilitas yang didapatkan makan 1x, karaoke, Renang, coffee break 1x, tempat tidur set, televisi.
- Hanya berkunjung dikenakan tiket sebesar Rp 50.000 *Untuk sementara paket menginap baru bisa dipesan minimal 20 orang
Selamat berlibur di Kampoeng Djawi
Betah kalau nginep di sini, nuansanya masih zaman dulu banget yaa.
BalasHapusIya seperti zaman Kerajaan Malwapatih kalo kata temenku sih. Dan suasananya mendukung banget, masih banyak pepohonan dan rindang banget.
HapusBiar lengkap liburan kesini harus pakai khas pakaian kerajaan ,biar nuansa liburan nya makin ketje ...
BalasHapusKeren tuh kalo ada tempat raftingnya
Ahahaha iya bener juga ya, jadi lebih menjiwai ya soal kebudayaan Jawa. Pake baju garis-garis item coklat (duh namanya baju apa sih), terus pakai jarik dan blankon.
HapusNah itu dia, pihak Kampoeng Djawi belum konfirmasi sungai mana yang akan digunakan untuk rafting.
Lihat gerbang masuknya udah keliatan vanget suasana jawa tempo doelonya . Perlu dikunjungi suatu saat ��
BalasHapusIya gapura zaman kerajaan jawa kuno. Ala-ala seperti itu.
HapusPerlu banget nih berkunjung kesini suatu saat.
wah makasih infonya siapa tahu bisa ke sini dg suasana jawa banget
BalasHapusDengan senang hati...
HapusMinimal 20 orang?? Jiaaahh agak susah ya nyari orangnya.. Ini asyik banget sih tempatnya. . Yg begini yg aku suka. . Banyak air terjun, daerah pegunungan, makanan enak, murah penginapan pula. Surga bener :) .. Kapan2 jd pgn liburan ke sana. Unik juga yaaa, hitungan nya pake 29 jam ato 24 jam.
BalasHapusIya emang kebanyakan yang ke Kampoeng Djawi itu keluarga besar atau instansi yang sedang gathering/rekreasi. Tapi kabarnya pihak pengembang akan merubah peraturan agar bisa dipesan minimal 1 bangunan (rumah).
HapusKalo orang yang masih sangat awam, mereka lihat foto pertama kemungkinan besar kesannya mesti tempat serem.. haha
BalasHapusTapi ternyata tempatnya bagus banget tu, juga deket destinasi-destinasi wisata.. Ada kolam renangnya pula..
Hmm.. Tapi lumayan juga ya harganya.. wkwk
Iya istri saya takut wktu liat bangunan dan kamar tidurnya, tapi setelahnya dia malah senang.
HapusInfinitypoolnya super ketje deh... soalnya berbatasan langsung dengan alam (sawah).
Tinggal diyakini aja berarti kalo nggak ada klenik sama angkernya ya.. haha
HapusWow.. Berarti ada kesan alaminya juga ya...
Nggak ada kleniknya kok mas hahaha... selama tiga hari saya menginap disana, setidaknya nggak ada bau bunga, dupa atau menyan hahaha...
HapusNa maka dari itu ms..
HapusKan kebanyakan orang biasanya begitu melihat bangunan khas Jawa tradisional semacam itu langsung berpendapat kalo ada kleniknya.. haha
Iya bener banget... istri dan beberapa teman saya berpikir seperti itu awalnya.
HapusAku pernah menginap disana selama tiga hari. Disana dinginnya luar biasa waktu pagi, tapi justru membuat suasana perkampungan kuno terasa lebih asik.
BalasHapusBangunan di Kampoeng Djawi memang kuno tapi kece kalau dijadikan spot foto. Asik deh bagi para pecinta hal kuno.
Sudah habis berapa roll foto untuk berfoto disana mas? Keren kan!
HapusWah aku gak diajak kesini sama Nawawi. Sepertinya asik ya main-main di Kampoeng Djawi. Apa lagi inifinity poll-nya keren banget yak. Gak kayak biasanya yang diatas gedung atau dipinggir pantai. Kalau disini sepertinya mewah ya, mepet sawah hahaha...
HapusWahahah... ayok Mas Sugi kapan-kapan kita kesana bareng-bareng, terus berenang di kolam renang mewah.
HapusAwal datang kesini merasa berpindah dari kampung kok rekreasi ke kampung lagi sih? Dan suasana mistisnya kental banget. Takut. Setelah menginap semalam, perasaan itu semua sirna. Ini beda dari kampungku, lebih asri dan lebih sejuk. Suasana mistis pun sudah tak saya rasakan. Indah sekali.
BalasHapusJadi ceritanya dari kampung ke kampung nih... tapi beda kan dengan kampung yang ada di kota?
Hapuswah asyik banget ada candi-candinya
BalasHapusaku suka
suasananya eksotik banget...
Ahahaha iya khas gapura jawa zaman dahulu kala.
HapusHtm 50rb udah sekalian berenang? Wow... mendingan nginep aja sekalian tinggal nambah hehehe... banyak ya air terjunnya sampe 6 gitu dan goanya ada 2. Bener2 wisata alam..back to nature ��
BalasHapusTapi menurut manajemen Kampoeng Djawi untuk sementara paket menginap hanya bisa dipesan minimal 20 orang. Dan sedang dikembangkan untuk minimal pemesanan satu unit rumah. Dan yang paling kecil itu Griya Majapahit.
Hapuseksotis tempatnya.
BalasHapusdan saya baru tahu lho kalau ada penginapan yang memberikan fasilitas makan sampai 3 kali, biasanya kan cuma dapat sarapan aja
Saya juga baru tau saat menginap disana. Tapi tidak seperti penginapan lain, disini menu makanan yang ditawarkan ya satu menu saja (misal makan pagi sop, ya yang disediakan sop saja dan lauk pauk ditambah dengan buah), tidak seperti penginapan lain yang menyajikan banyak menu makanan.
HapusDi Jombang ? Wah.. Ketjeee! Padahal tiap mudik saya ke Jombang tempat kakak ipar, tapi biasa nginap di Surabaya atau sekalian ke Malang..
BalasHapusTerima kasih info Kampoeng Djawinya. .Bisa dicoba saat pulkam nanti.
Keren konsepnya!
Iya ketjee banget tempatnya... tapi agak jauh di desa. Jombang masih belum seterkenal Malang sih padahal asik juga kalau buat jalan-jalan...
HapusWow... ini di Jombang ya! Ternyata cakep. Aku biasanya ke Jombang cuma lewat aja kalau mau ke Malang. Pernah juga mampir ke rumah teman dekat pabrik gula.
BalasHapusIya mbak... Jombang memang tak seterkenal Malang, tapi wisatanya bagus kok. Cuma kurang perhatian dari pemerintah dan masyarakat sekitar serta investor saja...
Hapusangling dharma itu film zaman kapan mbak, haha tapi memang sih film kerajaan itu nomor wahid di televisi, saya aja masih ingat.
BalasHapusMeskipun namanya kampung djawi (jawa ya?) tapi kalau dari bangunannya kental dengan arsitektur hindu ya mbak, persis kayak di bali
Hahahaha... entah untuk keberapa kali dipanggil "Mbak" hahaha... okelah tak masalah hehehe...
HapusAngling darma ituuu... jaman kapan yak tahun 2000an munkin... eh atau 1990an yak hahahaha entahlah yang jelas saat itu film kolosal seperti itu sangat di gandrungi masyarakat, contoh lain ya film Misteri Gunung Merapi dan Tutur Tinular.
Yap betul sekali mirip seperti arsitektur hindu. Tapi kalau menurut sejarah, kerajaan Jawa zaman dahulu memang didominasi oleh kerajaan Hindu dan Budha, sebelum Islam masuk ke Indonesia. Jadi jangan kaget kalau ada nuansa Hindunya... memang konsepnya jaman Jawa sebelum kerajaan Islam.
Tempatnya dingiiiiiiin banget... Tapi indah, sejuk dan masih asri. Terletak di ketinggial 600 meter diatas permukaan laut dan dikelilingi oleh kebun durian. Pengen main lagi ke kampoeng djawi.
BalasHapusIyaaaa dingiiin... meski cuma 600mdpl ini mungkin karena daerah ini masih bebas polusi ya...
HapusWaah mantaap ...
BalasHapusBerasa berada di jaman Mataram nih di lokasi Kamooeng Djawi ini.
Benar kata temen kamu, bro ... kayak di lokasi setting Angling Darma ☺
Ratenya terbilang murah, apalagi bisa buat share nginep liburan bareng2 temen.
Kalau untuk satu orang memang murah, bro... tapi kan minimal harus 20 orang hahaha...
HapusIya juga ya ...
HapusBuat nginep ngirit beaya kudu ngerayu ngajakin 19 orang lagi nih ... 😁
Dibikin family gathering aja mas.. seru kok disana. Pasti asik juga.
Hapusbayar 140ribu udah bisa menikmati sepuasnya, wahhh boleh juga ya. Baru tau kalo di jombang ada tempat seperti ini
BalasHapusNggak sepuasnya kok... cuma sampai 8 jam aja hahaha
Hapushuau, harganya cukup mahal ya
BalasHapustapi ya setara sih, dengan biaya perawatannya dan keunikannya yang nggak murah
btw, pelayan2 di sana pada pakai baju jawa kan? yaaa supaya terasa kental gitu rasa njawinya
apalagi lebih seru kali ya kalau di sana menyediakan persewaan baju adat. bisa dipakai harian gitu, nggak cuma dipakai buat foto aja, hehe
Bagus ya mas?
BalasHapusApik tenan
BalasHapusWah ajdi pengen berkunjung ke sana dan melihat lihaaat
Konsepnya seperti Jawa zaman kerajaan Hindu kuno ya? Jadi ingat Bali.
BalasHapusini lumayan deket loh dari rumahku, tapi akunya belum pernah kesana, hahahaha..
BalasHapussempet merekomendasikan tempat ini ke temenku buat foto prewed, tapi pas liat harga buat sewa tempatnya, kita g jadi, karena g cukup budgetnya, akhirnya lebih memilih wisata alam dan candi yang harga tiketnya lebih murah meriah buat foto prewed
Jdi yg paket nginep itu 300+ buat satu orang di kali 20orang?
BalasHapus