Tentang Bercanda, Kopi, Piknik dan Begadang
Bercanda, Kopi, Piknik dan Begadang - Fenomena di Indonesia, ah mungkin juga di dunia, belakangan ini membuat masyarakat selalu terpecah belah dengan ego masing-masing. Selalu merasa paling benar diatas opini masing-masing. Tak jarang suatu opini malah menggiring masyarakat untuk salaing menyalahkan. Hal ini bahkan menyerang ranah bercanda.
Sudah bukan hal tabu lagi jika ada teman yang marah saat bercanda pasti kata-kata pamungkas ini akan muncul dari teman-teman lain, "Kopimu kurang pait, dolanmu kurang adoh lan turumu kurang bengi". Atau bisa diartikan demikian, "Kamu minum kopi kurang pahit, piknikmu kurang jauh dan tidurmu kurang malam".
Beberapa orang menggunakan kata-kata diatas kebanyakan karena efek latah. Entah siapa dan kapan kata-kata ini mulai ngetren, tapi kata-kata ini akan menjadi pamungkas untuk menyerang orang yang marah saat sedang bercanda tanpa adanya instropeksi diri dan tanpa tau apa makna sejati dari kata kata tersebut.
Kalimat "Kopimu kurang pait, dolanmu kurang adoh lan turumu kurang bengi" kerap digunakan untuk menganalogikan bahwa orang yang seperti itu adalah anak rumahan alias anak mama yang sedikit-sedikit ngambek sedikit-sedikit marah ala-ala anak manja yang tak mau keluar rumah. Menurut saya, kalau ditelaah kalimat tersebut memiliki filosofi yang bagus. Menurut saya loh ya (ini opini).
Kopi pahit sangat mudah ditemukan di warung kopi dan entah mengapa kopi yang dijual warung kopi manapun rasanya akan lebih enak dari pada kopi-kopi rumahan. Tak hanya kopi, bahkan mie instan yang dijual di warung kopi terasa lebih enak dari pada mie instan yang kita buat sendiri. Dan kopi yang paling sering dipesan di warung kopi adalah kopi hitam tanpa gula (kopi pahit).
Warung kopi adalah tempat yang ajaib. Tidak hanya rasa makanan atau minumannya yang ajaib (enak), tapi warung kopi secara tidak langsung telah mempertemukan banyak orang dengan berbagai macam latar belakang, suku dan agama. Warung kopi berhasil mempersatukan segala macam bentuk perbedaan yang ada. Orang-orang yang awalnya tidak kenal bisa saling kenal dan saling menyapa saat bertemu di warung kopi. Dengan begitu, segala macam jenis bercanda akan mudah ditemukan di warung kopi.
Bahkan warung kopi bisa membuat orang lupa waktu. Kita bisa nongkrong dan meminum secangkir kopi berjam-jam sampai larut malam sambil bercanda dengan orang sekitar (jarang sekali warung kopi yang menyediakan Wi-Fi gratis). Sehingga para pecinta kopi hitam yang dijual oleh warung kopi cenderung mudah bergaul, mudah menerima orang lain, memiliki rasa toleransi yang tinggi dan mudah sekali bercanda satu dengan yang lain serta memiliki rasa toleransi yang tinggi.
Hal ini juga terjadi pada orang yang suka sekali bepergian jauh (entah itu untuk piknik, main atau traveling). Orang-orang yang suka bepergian jauh pasti memiliki kualitas humor yang bagus. Kenapa? Disetiap perjalanan pasti akan bertemu dengan banyak orang dengan latar belakang dan budaya yang berbeda-beda, sesuai dengan kearifan lokal pada daerah tersebut. Selain kualitas humor yang bagus, tentu saja kualitas toleransinya sangat tinggi mengingat banyak sekali orang dan budaya yang dilihatnya.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa orang yang sudah cukup banyak minum kopi pahit, cukup banyak begadang dan sudah melakukan banyak perjalanan cukup jauh dapat bercanda dengan baik karena memiliki rasa toleransi. Mereka juga toleran terhadap orang sulit bercanda.
Jadi ternyata kata kuncinya adalah toleransi. Kalau begitu jika ada orang yang susah bercanda, lebih baik jangan dicap sebagai orang yang kurang kopi, kurang begadang apalagi kurang piknik. Cukup bertoleransi saja dan berintrospeksi diri apakah bercadanya sudah keterlaluan atau kelewat batas.
Merasa kopinya sudah kental (pahit), tidurnya sudah cukup malam (bahkan pagi), dan pikniknya sudah cukup jauh sebaiknya tidak menertawakan orang yang sulit bercanda. Cukup berintrospeksi diri, apakah bercandanya sudah kelewat batas dan sudah menyakiti hari orang lain. Saling menghargai itu lebih indah dari pada saling menertawakan.
Posting Komentar untuk "Tentang Bercanda, Kopi, Piknik dan Begadang"