Saya Takut Sholat Istisqo Meminta Hujan
sumber gambar: www.inhukab.go.id/ |
Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya, yang ditulis oleh metrotvnews.com, "Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak kekeringan akibat munculnya El Nino. Munculnya El Nino di Indonesia juga diprediksi terjadi sedang. Selain Indonesia, beberapa negara yang sudah merilis hasil kajiannya yakni Amerika Serikat dan Jepang. Amerika memprediksi dampak El Nino sampai di Indonesia akan muncul sekitar Agustus hingga September. Sementara itu, pemerintah Jepang memprediksi munculnya dampak El Nino sampai di Indonesia terjadi sekitar Agustus hingga Desember".
El Nino adalah suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut (sea surface temperature-SST) di samudra Pasifik sekitar equator (equatorial pacific) khususnya di bagian tengah dan timur (sekitar pantai Peru). Karena lautan dan atmosfer adalah dua sistem yang saling terhubung, maka penyimpangan kondisi laut ini menyebabkan terjadinya penyimpangan pada kondisi atmosfer yang pada akhirnya berakibat pada terjadinya penyimpangan iklim (sumber: www.bmkg.go.id).
Terlepas dari kebakaran hutan dan El Nino, dampak kemarau panjang sangat terasa di daerah tempat saya tinggal, Jember. Sudah sebulan lebih sumur saya kering. Meskipun sumber air masih mengalir, namun tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari (mandi, masak, dan mencuci) seperti biasa. Air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jember pun kurang mencukupi. Bisa dimaklumi karena jumlah penduduk Jember yang tidak sedikit.
Saya terpikirkan untuk mengikuti Sholat Istisqo berjamaah, namun sesaat kemudian saya takut untuk melakukannya. Sholat Istisqo adalah sholat Sunnah dua rokaat yang dikerjakan untuk memohon diturunkan hujan kepada Allah SWT. Sholat ini sebaiknya dilakukan berjama'ah dan dilakukan di lapangan. Sholat istisqa tidak memiliki waktu khusus namun terlarang dikerjakan di waktu-waktu terlarang untuk sholat. Akan tetapi yang lebih utama adalah sebagaimana waktu pelaksanaan sholat 'Id, yaitu ketika matahari mulai terlihat.
Menurut arrahmah.com, adapun cara pengerjaannya ada dua pendapat oleh para ulama. Menurut pendapat mayoritas ulama diantaranya Sa'id bin Musayyab, 'Umar bin Abdil Aziz, Ibnu Hazm, dan Imam Asy Syafi'i, Sholat Istisqo dilakukan sebagaimana Sholat 'Id dalam jumlah rakaat, tempat pelaksanaan, jumlah takbir, jahr dalam bacaan dan bolehnya khutbah setelah sholat. Sedangkan menurut Imam Malik, Al Auza'i, Abu Tsaur, dan Ishaq bin Rahawaih, Sholat Istisqo dilakukan dua roka'at seperti sholat sunnah lainnya.
Saya takut untuk melakukan Sholat Istisqo. Bukan berarti saya tidak peduli dengan teman-teman yang terpapar dampak asap kebakaran hutan. Tapi saya pikir Indonesia sangatlah unik. Saat kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran hutan dimana-mana, namun saat musim hujan akan terjadi banir dan tanah longsor dimana-mana. Saya hanya berani memohon diberi kemudahan dan segala kebaikan untuk Negeri ini dan Pemimpin Negeri ini.
Saya rasa tinggal disamakan saja persepsinya. Namun yang di Pontianak memang agak beda. Pelaksanaan Sholat Istisqa disesuaikan dengan tujuannya semula yakni bersyukur. Jadi lebih baik bersyukur kepada Allah SWT atas apa yang terjadi . Sehingga dengan banyak bersyukur itulah Insya Allah akan ada limpahan rezeki dari Allah SWT dalam bentuk turunnya hujan. Sebab ASAP sebenarnya ulah kita sendiri. Ulah manusia sendiri. Kita yang buat masalah sendiri dengan membakar lahan
BalasHapusintinya mas kalau kita beribadah karena niatan baik Insya Allah tidak di berikan kelanjutan bencana lain..
BalasHapus