Benarkah Terjebak Dalam Kampanye Hitam atau Kampanye Negatif?
sumber gambar: winhdwallpapers.com |
Di era internet bebas ini, kampanye hitam akan sangat mudah ditemukan menghiasi dunia maya saat Pemilu Pileg hingga Pilpres 2014 dengan isu SARA, korupsi, dan masa lalu partai mau pun masa lalu kader partai akan menjadi sasaran empuk kampanye hitam. Menurut pengamat politik dari Universitas Andalas Drs. Syaiful Wahab, MSi, yang dituliskan oleh antaranews.com, menilai bahwa tidak mudah mencegah black campaign atau kampanye hitam yang muncul di media sosial karena bisa saja keberadaan sumbernya tidak valid dan sulit dilacak.
Menurut Syaiful yang juga Ketua Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Andalas itu, lambat laun publik bisa sadar bahwa tidak semua informasi dalam media sosial, dunia maya atau internet dapat dipercaya bila tidak berasal dari sumber yang dipercaya. Oleh karena sebagian besar masyarakat pengguna internet (dunia) maya adalah masyarakat terdidik dan menurut Syaiful sangat sedikit pengaruhnya terhadap proses pemilu atau demokrasi tersebut.
Lalu apa sih sebenarnya black campaign atau kampanye hitam itu? Kita runut dari pengertian dari kampanye sebenarnya. Dari wikioedia, kampanye politik adalah sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih dan kampanye politik selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum. Sedangkan kampanye hitam adalah penggunaan metode rayuan yang merusak, sindiran atau rumors yang tersebar mengenai sasaran kepada para kandidat atau calon kepada masyarakat agar menimbulkan presepsi yang dianggap tidak etis terutama dalam hal kebijakan publik. Komunikasi ini diusahakan agar menimbulkan fenomena sikap resistensi dari para pemilih.
Dari www.rmol.co, Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti membeberkan bahwa kampanye di Indonesia dikenal istilah kampanye hitam dan kampanye negatif. Kampanye hitam, yaitu menggunakan argumentasi yang tidak didasari pada fakta dan realitas. Sedangkan kampanye negatif politisi menggunakan strategi menyerang dengan didasari fakta dan realitas.
"Masyarakat harus bisa membedakan mana kampanye hitam dan mana kampanye negatif. Masyarakat harus menolak caleg ataupun capres yang menggunakan strategi kampanye hitam, tetapi masyarakat tidak perlu antipati dengan caleg yang menerapkan strategi kampanye negatif. Sebab negative campaign diperlukan untuk melihat track record kandidat secara utuh, karena disampaikan secara faktual," tegas Ray.
Sumber referensi:
saya baru tahu mas,,,, black compaign ternyata seperti itu ya mas,
BalasHapus