Kencan Asyik Bareng Irvina Lioni
Kencan Asyik Bareng Irvina Lioni - "Vina, mau nggak lo jadi pacar gue?", sambil mempersembahkan kancut miliknya yang selama ini kusimpan sampai berlumut tak terurus.
PLAKK!!! "Jadi selama ini lo yang nyolong kancut pink kesayangan gue ini!? Lo itu basi! Argh ini kancut kesayangan gue! Kenapa sampe berlumut begini!?" seru Vina, sementara tangannya sudah mendarat di pipi kiriku beberapa detik sebelumnya.
"Ash-shalâtu was-salâmu 'alâyk... Yâ imâmal mujâhidîn... Yâ Rasûlallâh..." samar terdengar sholawat tarhim, hampir adzan Asyar. Rupanya aku tertidur sepulang interview disebuah perusahaan swasta. Ah kenapa kejadian dua bulan lalu itu sampai terbawa mimpi? Dan kenapa pula mimpinya malah menjadi mimpi buruk? Yah meskipun sama-sama ditolak, tapi aku tak sampai digampar oleh gadis cantik itu.
Gimana mau gampar, mau nyolek aja nggak mungkin, aku menembaknya by phone. Dia di Jakarta sana, sedangkan aku sendiri di kota kecil ini. Aku sadar kemungkinan aku diterima sangatlah kecil mengingat aku bukanlah tipe pria yang diidamkan olehnya. Dia suka pria yang suka menceritakan cerita menginspirasi dan humoris. Sementara aku sendiri, hanya pria yang suka menceritakan cerita galau tak menginspirasi juga tak humoris. Apa lagi nembak by phone? Semakin kecil saja kemungkinan diterima. Tapi kalau belum dilakuin nggak bakal tau kemungkinannya sekecil apa kan? Nyatanya zero. Dan anehnya kenapa sampe mimpi bawa-bawa kancut? Apa gegara nama blog dan komunitasnya itu ya?
Irvina Lioni Yuniasari, gadis imut nan cantik ini ku kenal melalui jejaring sosial Facebook. Dia Jendral Besar sekaligus founder Kancut Keblenger. Meskipun dalam blognya, dia mengaku gendut, tapi buatku otaknya seksi. Dia punya pemikiran-pemikiran yang kece. Itulah yang membuatku tertarik padanya. Mungkin kalau aku jadi Afgan, aku pasti akan mengatakan "Wajahmu mengalihkan duniaku". Tapi aku bukan afgan, meskipun suaraku beda 180° dari Afgan, aku punya kata-kata yang sedikit mirip dengan kata-kata Afgan dalam lagunya itu. "Vin, otakmu mengalihkan duniaku".
Sebenarnya tak ada obrolan serius antara kami berdua, antara aku dan Vina. Aku hanya menjadi pengagum rahasianya. Aku mengagumi tulisan disemua digital aset miliknya. Awalnya aku hanya ingin menjadi seorang secret admirer. Sosok pengagum rahasia seperti yang digambarkan pada sebuah lagu, "When you're around the autumn feels like summer, i always think that you're a very nice fellow, but suddenly you make me feel so mellow". Ada yang tau ini penggalan lagu siapa? Ah tapi aku yakin Vina pasti tau ini lagu siapa.
Tapi menjadi pengagum rahasia sangat menyiksaku. Rasa suka ini semakin membesar, otak Vina menjadi semacam candu bagi otakku. Semacam nikotin bagi para perokok, semacam cimeng bagi para junkies. Tak hanya otaknya, kali ini aku juga ingin menjamah hatinya. Tapi apa modalku? Nekat sudah pasti, ditambah beberapa ribu pulsa saja. Saat itu memang aku sudah pasrah saat ditolak, aku memang bukan tipe pria idamannya yang humoris.
Setelah acara tembak-menembak yang kacau parah itu, dan pastinya berakibat penolakan mentah-mentah itu aku tak pernah lagi mencoba menghubunginya atau mengkontaknya. Aku memang bukan pria pengecut yang ditolak lalu menganggapnya musuh, atau putus dari pacarnya kemudian bermusuhan, aku masih yakin sesuatu yang dimulai dari pertemanan dan baik-baik kenapa harus berakhir dengan bermusuhan? Tapi masalahnya adalah... aku tak pernah memulai sesuatu yang baik dengannya, aku tak pernah menemukan momen baik untuk berhubungan dengannya, hanya sesekali nimbrung di account social medianya saja.
Tapi jangan kira rasaku pada Vina sudah hilang dalam dua bulan ini. Rasa ini semakin besar. Aku terus berusaha menjadi seorang yang disukai olehnya. Aku ingin menjadi seorang pria seksi dalam hidupnya. Pria yang menebar cerita inspirasi. Tak peduli cerita masa laluku yang buruk, masa laluku yang kelam, yang penting orang lain bisa menangkap sisi positifnya dan tidak melakukan kesalahan yang sama denganku di masa lalu. Aku kan berusaha menjadi pria yang nyaman untuknya bersandar, meskipun aku tak rupawan.
Pertengahan bulan Mei ini akan ada nonton Indonesia Lawak Klub bareng teman-teman Kancut Keblenger. Aku berencana ikut datang dalam acara ini. Sekali lagi aku ingin mengungkapkan perasaanku secara langsung dihadapan teman-teman KK. Aku akan meminta teman-teman KK untuk membantu merekam setiap detik saat aku mengungkapkan rasa itu. Tapi kali ini aku tak akan meminta Irvina Lioni sebagai kekasihku, melainkan memintanya sebagai pendamping hidupku, istriku. Jika diterima nanti, vidio yang terekam oleh teman-teman KK akan kujadikan vidio preweding kami, tapi jika ditolak vidio itu kan menjadi koleksi vidio penolakan oleh seorang gadis padaku.
"Irvina Lioni Yuniasari, mau nggak lo nikah sama gue!?"
Tamat.
Cowo yang suka menyebarkan inspirasi lebih seksi daripada cowo yang sukanya cari sensasi. - >Irvina Lioni, 17 Februari 2014
Cari pasangan yang kayak rumah tuh susah. Yang nyaman walau kata orang jelek. Yang selalu jadi alasan untuk kembali. Gitu deh. Ahay. - Irvina Lioni, 22 Februari 2014
Cari pasangan yang kayak rumah tuh susah. Yang nyaman walau kata orang jelek. Yang selalu jadi alasan untuk kembali. Gitu deh. Ahay. - Irvina Lioni, 22 Februari 2014
Catatan: Semua foto dan informasi diambil dari kancut-beringas.blogspot.com dan facebook milik Irvina. Demi ngrebut hati lo (baca: gundam), gue rela nulis artikel menye-menye gini. Sekalian latian ngarang cerita fiksi, meskipun masih belum bisa lepas dari sudut pandang orang pertama. Suatu hari harus bisa menulis sudut pandang orang ketiga.
luar biasa nih, langsung ngelamar :D
BalasHapusSudah dapat jaminan, jaminan ditolak hahahaha...
Hapuswakakakakaka :))
BalasHapus