Dunia Maya Yang Menasehati
Source: Google Earth Day 2013 |
Pak Asep Haryono mengingatkanku alasan awal 'ngeblog'. Beliau menuliskan sebuah komentar "Ngeblog adalah sebuah kesenangan Jadikan akitifitas ngeblog sebagai sesuatu yang menyenangan, Jangan dibuat beban Santai saja lah. Tidak ada kewajiban harus blogwalking atau posting setiap hari. Jadikanlah blogging sebagai hiburan dan keenangan I hope so and I know so". Thanks Pak Asep, angkat topi. Barrakallahu fiik.
Kedua adalah dari sebuah artikel yang ditulis oleh Gusti ajo Ramli pada GaraMManis Blogspot yang berjudul Berhala Maya. Disana dituliskan "Berhala di dunia maya itu angka statistik yang terus kamu sembah setelah posting tulisan di blog. Berhala di dunia maya itu seperti social media yang kamu otak-atik saat azan berkumandang". Bagai terhipnotis angka statistik yang ada pada blogspot. Aku terus berusaha agar angka itu terus bertambah setiap harinya. Tak peduli tulisan yang kutulis hanya cerita harian. Cerita harian itu memang sesuatu yang penting, karena hidupku tak ada yang tak penting, yang membuat tak penting adalah ketika cerita itu tidak diakhiri dengan sebuah epilog yang membangun, tak ada kesimpulan yang memotivasi. Segala daya dan upaya kulakukan, sampai melupakan yang lain. Tanpa sadar telah menyembah berhala ini.
Lalu apakah aku hentikan saja kegiatan ini? Dan menuliskan sesuatu yang menginformasi dan mengedukasi atau semua yang baik-baik saja? Aku kemudian teringat tulisan Mbak Pritha Khalida yang berjudul Ngeblog, Meninggalkan Jejak Langkah Di Dunia Maya. Dalam tulisan itu beliau menuliskan tentang awal ngeblog, perjalanan beliau ngeblog sampai sekarang. Intinya dalam tulisan ini apapun yang beliau sampaikan adalah apa adanya beliau. A berarti A, B berarti B, dan seterusnya. Beliaupun tak hanya menuliskan hal yang baik saja, tapi yang buruk juga akan ditulis apa adanya. Sebagai pembelajaran anak cucunya kelak. Diakhir artikel beliau mengutip kata-kata dari Pramoedya Ananta Toer, "Kehidupan itu seimbang. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia sakit. Barangsiapa hanya memandang pada penderitaannya saja, dia gila."
Sedikit kesimpulan dari ketiga nasehat itu. Aku akan gila jika terus-terusan mengeluhkan ini dan itu, aku akan gila jika terus-terusan memikirkan trafik blog ini. Dari pada aku gila, lebih baik lebih santai dalam menulis dalam blog ini. Meskipun tetap harus memilih, menjadi seorang penulis blog atau menjadi seorang blogger yang 'ngeblog', tapi apapun pilihannya santai sajalah. Hidup ini masih panjang. Dengan ini aku menyatakan, MENYERAH dalam satu hari satu post, karena aku belum menemukan satu teladan dalam satu hari meskipun selalu ada satu cerita dalam satu hari. Mungkin selanjutnya akan menulis informasi saja.
Harus ada keseimbangan antara kesibukan sehari hari dalam dunia nyata dengan aktifitas di dunia maya. Kadang ini menjadi bumerang buat kita semua. Seperti kata seorang pakar yang mengatakan bahwa DUNIA MAYA seolah membalikkan semua yang ada dalam paradigma kesejarian kita. Biasanya kita menyapa ayah , ibu, anak dan tetangga secara langsung, Kini semua itu digantikan dengan sapaan melalui SOsial MEDIA>
BalasHapusAneh bukan jika seorang ayah menyapa anaknya melalui Facebook padahal jarak antara si Ayah dengan si anak hanya beda satu kamar saja. Bukankah dengan teriak saja sudah kedengaran? Itulah dunia maya. MEndekatkan yang JAUH dan menJAUHkanyan dekat. Jangan sampai seperti itu. Belum lagi dengan penyakit kecanduang internet (Internet Addictive Disorder) serta masih banyak lagi lainnya. Terlepas Sosial Media dan Internet itu membawa banyak manfaat bagi kita, bijaksanalah dalam memanfaatkannya.
Saya memang sedang tidak ada kerjaan kok pak, jadi nggak ada yang ditinggalkan atau yang merasa ditinggalkan.
HapusTerimakasih atas nasehatnya pak. Sangat membangun.