Jeritan Manusia Yang Baru Menikmati Cerita ABG
Cerita anak-anak, cerita ABG, lalu cerita dewasa.
Biarlah anak-anak berfikir selayaknya anak-anak.
Biarlah ABG berfikir selayaknya ABG.
Namun mengaku dewasa harus berfikir dewasa.
ABG bukan abu-abu.
ABG bukan anak-anak.
ABG bukan dewasa.
ABG punya warna sendiri.
Jangan campur adukkan cara berfikir anak-anak, ABG, dan dewasa.
Jangan paksa anak-anak atau ABG menjadi dewasa.
Dan jangan pernah (mengaku) dewasa berfikir kekanak-kanakan atau ABG.
Semua ada waktunya, semua ada tingkatannya.
Ketiganya punya pola fikir uniknya masing-masing.
Ketiganya punya tanggung jawab masing-masing.
Tanggung jawab kita yang (mengaku) dewasa adalah mengarahkan mereka.
Mengarahkan pola pikir dan tanggung jawab yang benar.
Bukankah kita semua setuju bahwa tidak ada kata instan dalam kesuksesan?
Tak ada instan dalam kedewasaan.
Kita semua setuju loh bahwa semua yang instan itu tidak baik.
Semua yang instan itu akan cepat kembali ke masa-masa awal.
Jangan pernah 100% salahkan ABG.
Jember, 9 November 2013
Puisi yang aku dedikasikan untuk cerita ABG.
ada hubungannya dg postingan ane ya? Hihihi
BalasHapusGe Er ah Pak hahahahaha...
HapusMemang saya tulis hal yang sama dikomentar post bapak, tapi itu semua hasil blog walking saya kok :D
Keren puisinya
BalasHapusHidup ABG!
Hiduupp...
HapusKarena ABG itu unik. :D
BalasHapusUnik banget...
Hapus