Renungan Setelah Wawancara Kerja: Ada Yang Salah
Wisudaku Bareng Temanku (sejak) SMP |
Aku belum cerita soal wisudaku, 5 Juli 2013 kemarin ya? Sudah lewat hampir 3 bulan, tapi menurutku masih belum basi untuk diceritakan. Ya gak tau sih kalau menurut kangmasbro dan mbakyusist semua basi hehehehe. Ada yang mengejutkan disana. Waktu gladi resik wisuda di Gedung Sutardjo Universitas Jember, aku bertemu temanku sejak SMP yang aku kira sudah lulus bulan Maret 2013 lalu, Ja'far Helmi. Dan saat wisuda aku bertemu dengan keluarga besarnya yang sudah lama sekali aku tidak bertemu mereka. Tapi mereka masih ingat aku, senangnya. Dan masih seperti dulu, seperti keluarga yang lama tak dipertemukan kamipun berbincang dan bercanda bersama. Ada pertanyaan yang pasti timbul setelah wisuda. Setelah wisuda mau kerja dimana?
Mau tidak mau, suka tidak suka pertanyaan itu pasti akan muncul. Karena, gambaran oran-orang tentang sarjana itu, setelah wisuda kerja dan kaya. Karena gak mungkin kan nasib seorang sarjana sama dengan nasib seorang lulusan SD? Padahal mereka tidak tau saja, banyak lulusan SD diluar sana yang lebih sukses (berwirausaha) dari pada mereka yang sarjana (sebagai cungpret (kacung kampret), kalau kata Ika Natasa dalam novelnya Antalogi Rasa: tittlenya saja yang panjang, jabatannya saja yang (keliatannya) keren, tapi masih saja diperintah dan dijadikan kacung oleh atasannya, CEO, Direktur, Direktur Utama.). Bukannya mau menyepelekan pendidikan, karena meskipun banyak, tapi masih kalah banyak dengan sarjana yang sukses. Meskipun pendidikan itu penting, tapi ada yang masih jauh lebih penting yaitu kemauan, keinginan, dan minat. Itu yang aku rasakan sekarang ini.
Sebenarnya ada rencana buat berwirausaha. Tapi seperti yang udah aku ungkapin diatas, aku terlalu memikirkan omongan orang lain. Ini bukan tentangku, tapi tentang orang tuaku. Aku gak mau ada omongan yang gak bener yang sampai telinga orang tuaku, seperti "Idih anaknya sarjana kok kerjanya cuma seperti itu, lulusan SD juga bisa kali". Gak asik man, kalau ini tentang aku sih persetan dengan omongan orang-orang yang seperti itu. Rencana usaha ada, tempat usaha ada, dan modal usaha gampang lah bisa dicari. Ya ini demi orang tuaku.
Untuk itu aku coba mencari lowongan pekerjaan dan mencoba sebanyak mungkin. Kebanyakan sih melalui Job Street dan Jobs DB, tapi ada 2 lamaran yang aku serahkan langsung kekantornya langsung. Hasilnya sudah 4 kali panggilan untuk wawancara kerja.
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Jember.
Senin 26 Agustus 2013, berjalan lancar. Terdapat dua sesi tes dalam sehari itu. Tes IQ dan wawancara. Aku lolos tes IQ sampai ke sesi wawancara yang berlangsung tak sampai 10 menit, dan diakhir sesi diberitahu akan ada panggilan lagi untuk sesi wawancara selanjutnya dan sampai sekarang masih belum ada kabar. - PT. YAMAHA ELECTRONICS MANUFACTURING INDONESIA.
Kamis, 29 Agustus, gak bisa hadir karena paginya aku sakit. - Metro TV Surabaya.
Senin, 2 September 2013, berjalan lancar di Surabaya. Sesi wawancara berlangsung sekitar 30 menit lebih dan diakhir sesi diberitahu jika hari ini lolos (dirasa cocok/mumpuni), akan ada panggilan lagi (maksimal 2 minggu setelah hari itu) untuk sesi psikotes dan masih ada wawancara bersama HRD. Sampai sekarang belum ada panggilan lagi. - PT Pandu Sata Utama Jember.
Rabu, 23 September 2013 (tadi pagi), berjalan lancar. Sesi wawancara berlangsung sekitar 30 menit lebih dengan 3 orang staff IT dari perusahaan dan diakhir sesi diberitahu jika hari ini lolos (dirasa cocok/mumpuni), akan ada panggilan lagi (maksimal minggu depan) untuk sesi tes kemampuan dan masih ada wawancara bersama HRD.
Setelah kemarin pulang wawancara, aku berfikir ada yang salah tentang wawancaraku. Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada ketiga wawancara yang aku jalani rata-rata sama. Ada 7 pertanyaan umum saat wawancara.
- Ceritakan tentang Anda.
Dengan gelagapan aku ceritakan: Nama saya Aditiya Zamrud Anggar Kasih lulusan Teknik Elektru Universitas Jember. Bertempat tinggal di Kebonsari Jember. - Punya pengalaman kerja? Lalu kenapa anda keluar?
Saya punya pengalaman kerja di CV. Karunia Asri yang merupakan mitra kerja PT. Indonesia Comnets Plus. Saat itu saya kerja masih dalam masa skripsi, dan sat bekerja skripsi saya tersendat sehingga saya keluar untuk melanjutnya skripsi saya yang tinggal sedikit. Selain itu saya ingin mencari jenjang karir dan pengalaman yang lain. - Kenapa mencari kerja, bukannya berwirausaha?
Aku jelaskan persis seperti yang aku gambarkan diatas. - Apa yang lebih/nilai jual pada diri Anda dan apa kekurangan Anda?
Aku selalu bingung menghadapi pertanyaan yang satu ini. Aku sendiri gak tau apa nilai jualku, IP-ku kecil cuma 2,71 lalu apa lagi yang bisa ku banggakan? Cuma pengalaman kerja, yang udah aku ceritakan. Sementara kekuranganku? Aku terlalu mengerti apa kekuranganku dan gak mungkin aku ceritakan, karena terlalu membuat minus penilaian. - Sesuatu apa yang sampai sekarang belum Anda capai?
Pertanyaan ini muncul saat wawancara di Metro TV Surabaya. Aku bingung dalam menjawab pertanyaan ini. Dengan lugu dan spotntan aku jawab "Naik Haji dengan orang tua". Padahal setelah wawancara aku renungkan, sejak kecil keinginan yang belum aku capai sampai saat ini adalah menjadi seorang peneliti atau menjadi seorang wartawan yang bisa berkeliling Indonesia. - Sebagai sarjana Teknik Elektro, alat apa yang paling hebat yang pernah Anda buat?
Dengan bangga aku sebutkan, Skripsi saya. Lalu aku diminta untuk menceritakan bagaimana skripsiku itu. Karena gugup, aku lupa sama sekali seperti apa skripsiku itu. - Ekspektasi gaji yang Anda inginkan.
Ini yang masih aku bingungkan. Karena katanya fresh graduate itu gak usah minta banyak-banyak minta sesuai UMR saja. Tapi menurutku itu merendahkan ilmuku, merendahkan sarjanaku. Tapi mau minta berapa? Lha wong IP-ku saja kecil, cuma 2,71 ya kan? Ya aku sebutkan saja range angka 2 juta sampai 3 juta.
Nah setelah aku renungkan ada beberapa kesalahan fatal saat wawancara yang sudah aku lakukan beberapa waktu lalu.
- Gugup. Kesalahan Paling utama, yang menyebabkan banyak kesalahan dibawahnya.
- Menggoyang-goyangkan badan kekanan kekiri seakan memainkan kursi. Untuk mengatasi kegugupanku yang memunculkan gemetar aku melakukan itu. Setelah aku renungkan, ini tidak baik karena akan memunculkan image seperti anak kecil yang tidak profesional.
- Tidak mengerti apa kekurangan dan kelebihanku.
- Lupa akan apa skripsiku.
- Menjawab beberapa pertanyaan dengan panik.
Ya seperti itulah gambaran pengalamanku akhir-akhir ini. Semoga Kangmasbro dan Mbakyusist sekalian yang membaca post ini tidak melakukan kesalahan yang sama. Dan aku tidak mengulangi saat ada wawancara kerja lagi.
Barrakallahu...
sesuk2 ceritakne soal iki ae mz "blogmu" pasti penasaran mereka :3
BalasHapusPas nang PT. Pandu Sata iku aku ditkoni soal blogku, yo wis crito soal blog hahahaha bahkan karo pewawancarane dibuka langsung pas wawancara.
Hapus