Bercengkrama Dengan Alam Jember: Air Terjun Tancak
Diposting oleh
Aditiya Zamrud Anggar Kasih
2 komentar
Air Terjun Tancak
Cerita ini merupakan lanjutan cerita sebelumnya, Bercengkrama Dengan Alam Jember: Pesona 3 Pantai. Setelah pantai, kami ingin kembali melihat hijaunya gunung. Akhir minggu ke-3 Ramadhan, alias H-7 Lebaran, kami melanjutkan petualangan kami ke Air Terjun Tancak. Ini sebenarnya ide nekad juga. Kenapa tidak? Tak tau arah yang pasti kami berani mencoba ke sana. Berbekal ingatanku 9 tahun lalu (saat itu aku masih kelas 1 SMA, sedang mengikuti acara open house SISMADAPALA), kami jalan ke Air Terjun Tancak. Mungkin kami-bukan-kami andai perjalanan selalu mulus tanpa nyasar. Ya! Nyasar lagi saudara! Dan kami nyasar diareal perkebunan kopi yang jarang ada orang lewat. Untungnya ada seseorang yang lewat kami bertanya arah, dan arah yang kami tempuh adalah arah memutar kembali ke tempat kami parkir sepeda motor. Sekali nyasar itu sudah biasa, tapi kali ini kami untuk kedua kalinya kesasar. Sebenarnya ada tanda arah dipersimpangan jalan yang kami lalui. Tapi bentuk dan arahnya gak jelas, miring-miring gak jelas, mengarah ke sebuah jalan kecil. Pikiran picik kami muncul, "Ah mungkin ada orang iseng yang merubah arah ke Tancak". Logika kami bermain-main, dan... ternyata pikiran picik kami salah, logika kami kalah. Tanda itu memang benar begitu adannya, mengarah ke arah jalan kecil.
Air Terjun Tancak
Tapi aku pun bersyukur karena kesasar ini. Dengan kesasar ini aku jadi tau betapa wanginya bunga kopi. Yang aku tau kopi yang sudah diroast dan dijadikan minuman hangat itu wangi. Tapi bunganya juga MasyaAllah wangi... Semua ingatanku tentang beberapa letak jalan ke Tancak hampir tepat. Aku dikaruniai sebuah otak GPS, seperti kata Ika Natasa pada Novelnya, Antalogi Rasa, otak yang memiliki memori seperti kamera foto. Kalau disuruh mengingat akan susah, tapi ketika melihat, otakku pasti bekerja dan memikirkan "Ya aku pernah kesini dan kesana, arahnya ini dan itu". Barakallahu... Alhamdulillah... Tapi beberapa ingatanku akan jalan menuju tancak sedikit berbeda. Kemungkinan itu terjadi karena memang sudah 9 tahun aku tak kesana, dan dalam jangka 9 tahun tersebut masih ada tahun 2006 dimana terjadi tanah longsor besar di Jember terutama di Desa Suci dan sekitarnya. Tapi ya sampai juga kami ke Air Terjun Tancak. Sampai disana, seperti biasa kami hanya menikmati pemandangan selama 1 jam saja dan kemudian pulang.
Air Terjun Tancak
Setelah gunung tujuan melancong selanjutnya apa saudara-saudara?? Yak betul!! Pantai!!! Dan kebetulan kami masih punya semacam "Pe eR", menuju Pantai Bande Alit. Tapi sayang sekali, mendekati lebaran kami sibuk bukan kepalang. Rencana ke Pantai Bande Alit wurung kami laksanakan. Sampai lebaran datang. Kami harus mengubur pikiran kami untuk melancong sedalam-dalamnya. Setelah lebaran aku harus mempersiapkan diri untuk mencari lowongan pekerjaan. Sudah sebulan lebih sejak wisuda aku belum mencari lowongan pekerjaan sama sekali. Dan memang niatku selama Ramadhan aku habiskan untuk bermain-main dan wisata. Menghabiskan semua wisata alam di Jember. Angga juga harus mempersiapkan diri untuk ke Malang, dia mulai kuliah disana. Bye bye Bande Alit... dan kami memutuskan untuk membuat rencana destinasi baru, yaitu: Pantai Bande Alit, Pantai Nagelan, Air Terjun di Tanggul, dan Air Terjun di Ledokombo (aku gak tau apa namanya) yang suatu saat nanti pasti kami datangi. Semoga nanti setelah aku menemukan pekerjaan, aku masih bisa melakukan beberapa perjalanan wisata alam. Bersambung...
Kami bukan backpacker, bukan nekad traveler, bukan juga anggota organisasi pecinta alam. Kami ya kami, orang yang ingin jalan-jalan saja. Walaupun awalnya selalu tanpa tujuan, tapi pada akhirnya kami memiliki tujuan yang sama, yaitu PULANG KERUMAH DENGAN SELAMAT. Begitupun perjalanan ke Bali ini, tanpa rencana, tanpa tujuan, tanpa persiapan, tanpa jadwal, dan berbekal seadanya.
Artikel ini pernah aku ikutkan dalam kompetisi menulis artikel Nekad Traveler oleh Telkomsel berjudul asli Liburan: Wisata Alam Sekitar Jember Saat Puasa Sampai ke Bali. Meskipun gak menangin apa-apa tapi setelah aku coba print ternyata sampai 15 halaman kertas quarto, jadi artikel ini aku revisi. Aku memecahnya menjadi beberapa judul post.
Lokasi:
Berbagi :
2 komentar
untuk "Bercengkrama Dengan Alam Jember: Air Terjun Tancak"
lah itu fotonya sampe panjat2 tebing segala.. tapis seru seruu mas
BalasHapusAhahaha... itu efek lensa mas, sebenernya itu cuma undakan yang tingginya 1 meteran lah...
Hapus