Jember Istemewa Karena Pesona Wisata Alamnya

Pameran Alutsista dan Car Free Day di Jember
Patung Moehamad Seroedji (Depan Kantor Bupati Jember)
"Wah... Waktu SD di Jember, SMP di Jember, SMA juga di Jember, bahkan kuliah pun di Jember. Cinta Jember ya mas?" Ujar seorang pewawancara di sebuah perusahaan ketika aku sedang interview kerja. Aku hanya bisa tersenyum dan mengiyakan pertanyaan pewawancara tadi. Padahal kalau bisa jujur, andai ada kesempatan untukku berhijrah dari Jember, sudah ku lakukan sejak aku lulus SMP. Tapi apa boleh buat, aku tak diizinkan untuk mendaftar ke SMK Telkom di Malang, dan saat kuliah aku ditolak mentah-mentah oleh UGM dan diterima oleh Universitas Jember.

"Tinggalkan zona nyaman. Karena zona nyaman itu mematikan potensi secara perlahan. Mumpung masih muda, mumpung kaki masih kuat, mumpung belum punya asam urat, jangan ragu untuk terus melompat, demi masa depan yang lebih hebat." [Ahmad Rifa'i Rif'an, 2012:14].
Kini setelah lulus kuliah aku masih berusaha untuk berhijrah dari zona nyamanku. Bukannya aku tak cinta Jember dan sudah muak tak ingin melihatnya lagi. Tapi disinilah, di Jember, zona nyamanku. Meskipun beberapa orang berpendapat, jika zona nyaman alasannya, tak perlulah kau meninggalkan kota yang sudah membesarkanmu ini, seperti sebuah lagu oleh Gita Gutawa, Tak Perlul Berkeliling Dunia. Kau bisa mencari kerja di Jember tapi tinggalkan rumahmu, itulah zona nyamanmu, cari kosan atau kontrakan. Yang menjadi alasan selanjutnya adalah, jika saja Jember menyediakan peluang pekerjaan yang baik untuk para engineer sepertiku, aku akan mempertimbangkan saran untuk tetap tinggal di Jember tapi meninggalkan rumah. Di kota ini jarang sekali ada lowongan untuk engineer. Orang-orang itu tak menyerah, mereka pun menyarankan, "Kenapa tidak membuka wirausaha saja?".

Tapi... Meskipun aku baru membaca buku yang dipinjamkan oleh adikku, +cewek labil, HIDUP SEKALI, BERARTI, LALU MATI, ini tapi aku setuju dengan apa yang Ahmad Rifa'i Rif'an katakan. Aku masih muda kok, aku masih kuat untuk mencari peluang dikota lain. Untuk wirausaha, menurutku wirausaha tidak sesimpel aku menuliskan tulisan ini. Masalah modal? Oh tidak... Modal bukan masalah utama buatku. Buatku modal itu merupakan prioritas kesekian setelah 3 prioritas yang paling penting dalam berwirausaha. Pertama mental berwirausaha, kedua ide wirausaha, dan ketiga adalah pasar. Ide dan pasar aku sudah membidiknya, tapi masalah mental aku masih belum punya. Yah meskipun aku dibesarkan disebuah keluarga yang memiliki sebuah usaha, RUDYS Tailor, tapi mental wirausaha tak pernah tertanam dalam diriku, berbeda sekali dengan adikku itu. Dia seorang wanita muda, cantik, yang keberaniannya sangat ciamik menurutku, daya juangnya jauh diatasku. Sejak kecil dia sudah memiliki bakat untuk berwirausaha.

Aku dan Jember Tak Pernah Akrab. Tak pernah akrab bukan berarti tak pernah akur loh ya, juga bukan berarti tak kenal, tak pernah akrab berarti aku sedikit mengenal dan tak pernah dekat dengan Jember, aku tak pernah intim dengan Jember. Pengetahuanku tentang apa itu Jember, siapa yang mendirikannya, kenapa bisa 1 Januari hari ulang tahunnya, ada apa saja yang ada di Jember sangatlah minim. Yang sejak kecil aku tahu ada 2 versi tentang legenda asal-usul Jember. Pertama adalah cerita tentang Jember yang yang berada di lereng 2 Gunung, merupakan dataran yang berbentuk cekung kedalam dan mudah sekali banjir. Saat banjir, keadaan becek yang orang sering menyebutnya dengan 'njembrek', lalu kemudian masyarakat terbiasa memanggilnya dengan nama Jember. Cerita kedua adalah tentang Putri Jembersari yang memimpin daerah ini dengan arif dan mati saat pertempuran dengan para penjahat yang akan menjahati masyarakatnya dan dimakamkan dipinggir sungai Bedadung. Dan untuk mengenang jasa sang putri nama sang putri diabadikan menjadi nama daerah ini, Jember. Entahlah mana yang benar aku tak tau. Satu hal lagi yang aku tahu sejak kecil adalah sebutan kota Jember, Kota Seribu Gumuk.

Meskipun aku sudah beberapa kali menuliskan tentang Jember (lebih jelasnya klik link ini), tapi itu semua bukan Jember seutuhnya. Cuma rangkaian cerita dan kegiatan isengku. Kemarin pagi aku dibuat terkagum-kagum oleh tulisan Masbro RZ Hakim, Jember Banget. Pengetahuannya soal sejarah Jember, pengalaman masa kecilnya dulu, tentang sejarah gedung-gedung tua di sekitaran rumahnya, dan aku juga sempat membaca beberapa tulisannya tentang Jember dan para penggiat sejarah Jember bener-benar ciamik. Sedangkan masa kecilku dulu....

Berbicara sedikit tentang masa kecilku, sebenarnya sudah pernah aku ulas sedikit pada tulisan, Bercengkrama Dengan Alam Jember - Mukadimah. Sebenarnya aku tak pernah mengingat betul masa kecilku sebelum kepindahanku ke Banjarmasin. Tapi yang jelas, menurut cerita mamaku, aku dan keluargaku merupakan keluarga yang sering berpindah-pindah, Jember, Jogja, Kudus, hingga ke Banjarmasin - Kalimantan Selatan. Sampai waktu aku kelas 1 SD kami sekeluarga kembali dan menetap di Jember. Waktu SD aku anak yang aktif, suka berpetualang bersama teman-temanku. Tapi waktu menginjak SMP aku mulai berubah. Aku mulai kenal sebuah layar yang mampu menghipnotisku untuk berlama-lama menatapnya dan sekedar memencet 'tikus' kecil dan beberapa 'tombol kotak-kotak' didekatnya. Aku mulai mengenal komputer dan segala game yang ada di dalamnya. Ingat sekali waktu itu kami sedang gandrung dengan game Counter Strike, Diablo II, Red Alert 2, dan beberapa game lain. Sebenarnya saat itu beberapa teman sudah gandrung dengan game online Ragnarok, tapi aku masih belum terkena virus itu. Aku hanya berminat dengan permainan offline multiplayer itu. Aktivitasku waktu SMP, pagi sekolah dan sepulang sekolah kalau tidak kerumah teman meminjam komputer untuk main game ya sudah dipastikan aku ada di rental game (game center) sampai sore lalu malamnya belajar. Kalau diingat-ingat sangat membosankan hidupku dimasa SMP. Padahal waktu itu aku bersekolah disebuah SMP favorit di Jember, SMPN 1 Jember. Sebuah sekolah peninggalan Belanda, yang waktu itu kelas-kelasnya masih mempertahankan bentuk lamanya.

Sampai akhirnya aku SMA aku sudah mulai lupa dengan aktivitas gameku itu. Aku coba ikut ekstrakulikuler pecinta alam, SISMADAPALA. Sempat ikut satu kali open house jalan-jalan ke Air Terjun Tancak, dan beberapa latihannya. Tapi aku gagal mengikuti diklatnya karena sakit dan larangan orang tua. Aku pun kembali keranah abu-abu itu, dan kali ini aku terserang virus game online. Waktu kuliah juga sama, sempat berhenti setahun tapi kemudian kumat lagi. Sehingga waktuku banyak tersita oleh game dan game saja, tak pernah mencoba lebih dekat dengan Jember. Tapi setelah wisudaku, aku punya pemikiran aneh, "Bagaimana jika nanti aku kerja diluar kota dan teman-temanku bertanya tentang kota kelarhiranku, tentang wisata yang ada disana, tentang acara yang ada disana dan aku tak bisa menjawabnya karena aku tak tau dan belum pernah kesana?". Berangkat dari pemikiran itu, aku mengajak spupuku +Anggar Nur Herman Syah untuk berpetualang ke tempat-tempat wisata alam yang ada di Jember dan sekitarnya. Dan agar aku tak lupa bagaimana pengalamanku dan dimana saja tempat yang sudah aku datangi, aku menulis semua pengalaman dari rencana yang belum 100% terlaksana itu di blogku (masih banyak wisata alam yang belum sempat kami singgahi). Itulah sejarah kenapa di blogku ini ada beberapa tulisan tentang Jember. Meskipun sampai sekarang aku masih belum terlalu akrab dengannya.

Cerita Lain Pada Jember Fashion Carnaval
Sisi Lain Jember Fashion Carnaval
Dengan pengetahuan minim tentang Jember padahal aku adalah orang Jember asli, aku merasa tertantang mengikuti Proyek Ngeblog #JemberIstimewa dengan begitu aku bisa mencoba untuk lebih mengakrabkan diri dengan Jember. Buatku, meskipun tak diakui oleh negara sebagai Daerah Istimewa seperti Jogja dan Aceh, tapi Jember selalu istimewa di hati warganya dan orang-orang yang pernah singgah untuk berwisata ke Jember. Coba kita ambil satu even tahunan yang diadakan di Jember sejak tahun 2002 oleh pihak swasta, Jember Fashion Carnaval. Tidak seperti tahun-tahun lalu, aku tak pernah nonton acara ini, tahun ini aku coba iseng melihat acara ini. Keisenganku membuat kameraku menangkap geliat perjuangan warga Jember demi menonton acara ini. Meraka rela berdesak-desakan, rela berbasah-basa, bahkan rela sedikit membahayakan nyawa mereka (lebih jelasnya baca: Cerita Lain Pada Jember Fashion). Semangat mereka yang membuatku menginginkan tahun depan menontonnya lagi.


Keistimewaan Jember selanjutnya adalah letak geografisnya. Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur ini memeliliki luas wilayah 3.293,34 KM², yang terdiri dari 31 Kecamatan dan 248 desa/kelurahan serta memiliki 82 pulau-pulau kecil. Secara geografis Jember berada pada posisi 7059’6” sampai 8033’56” Lintang Selatan dan 113016’28” sampai 114003’42” Bujur Timur, dengan karakter topografi dataran ngarai yang subur pada bagian tengah dan selatan dan dikelilingi pegunungan yang memanjang batas barat dan timur. Sebagian besar wilayah Jember berada di ketinggian 100 hingga 500 meter diatas laut, tetapi secara keseluruhan Jember berada di ketinggian 0 sampai 3300 mdpl. Jember berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia di Selatan, Kabupaten Lumajang di Barat, Kabupaten Bondowoso di Utara, Kabupaten Probolinggo di Barat Laut, dan Kabupaten Banyuwangi di Timur[1].

Jember memiliki julukan kota seribu gumuk. Dan memang dulu di Jember ada lebih dari seribu gumuk, tapi karena ringannya tangan-tangan manusia, sekarang ini jumlahnya tak sampai seribu. Menurut teman-teman dari #SaveGumuk, secara visualisasi gumuk dan bukit tak jauh beda. Bahkan ada yang mengatakan bahwa gumuk itu bukit yang bentuknya kecil. Tapi dari proses pembentukannya sangatlah berbeda. Gunung atau bukit terjadi karena aktifitas lempeng di perut bumi yang mengakibatkan munculnya tonjolan pada permukaan tanah. Sedang gumuk terjadi akibat muntahan material berupa lava dan lahar dari ledakan besar gunung berapi pada masa silam. Material dari ledakan gunung Raung purba inilah yang akhirnya menjadi jajaran gumuk-gumuk di Jember. Dengan logika tersebut, gumuk-gumuk yang berada di daerah yang dekat dengan Gunung Raung (Kalisat, sukowono, ledokombo, dan sekitarnya), kebanyakan berukuran tinggi. Sedangkan gumuk yang berada di daerah yang letaknya semakin menjauh dari Gunung Raung, ukurannya semakin kecil[2].

Aku dan Jember Tak Pernah Akrab
Kelompok 04 KKT Gelombang II Universitas Jember T.A. 2010/2011
Air Terjun Dusun Sokmah Elang Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk
Dengan letak geografis dan topografi yang seperti itu, Jember memiliki pesona wisata alam yang sangat layak untuk dikunjungi dan menjadikannya #JemberIstimewa di hati masyarakatnya dan orang-orang yang pernah berwisata ke Jember. Jember yang terletak di lereng Pegunungan Hyang dan Gunung Raung serta berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia, membuat Jember memiliki beberapa air terjun yang indah, dan banyak pantai yang menawan hati. Setidaknya ada tiga air terjun yang terkenal dihati masyarakat Jember yaitu Air Terjun Tancak, Air Terjun Antrokan, dan dua buah air terjun di Kecamatan Ledokombo yang aku tak tau namanya (aku memang belum pernah kesana). Yang paling beken adalah Air Terjun Tancak. Tidak hanya tiga air terjun itu saja, masih ada beberapa lagi air terjun di Jember yang bahkan masyarakatnya sendiri tidak mengetahuinya. Contohnya sebuah air terjun kecil di Dusun Sokmah Elang, Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk (FYI: Sokmah berasal dari bahasa madura yang berarti jiwa, dan Elang yang berarti hilang, dan jika diartikan Sokmah Elang berarti jiwa yang hilang, benar-benar nama sebuah dusun yang seram. Tapi masyarakatnya sungguh arif dan ramah.). Aku sendiri awalnya tidak mengetahui keberadaan air terjun kecil ini, tapi karena aku sempat KKT di sana, jadi aku tau dari masyarakat sekitar. Ada beberapa pantai tekenal di Jember, tapi yang paling terkenal adalah Pantai Tanjung Papuma. Untuk lebih lengkapnya simak catatan kecilku berikut ini.

  1. Air Terjun Tancak
    Terletak di PDP (Perusahaan Daerah Perkebunan) Gunung Pasang Kecamatan Panti. Traking dari tempat parkir ke air terjun sebenarnya dekat, tapi jalannya agak menanjak. Yang menjadi favoritku adalah ketika tanaman kopi sedang berbunga. Aromanya wangi sekali.
    Pesona Alam #JemberIstimewa
    Air Terjun Tancak
  2. Air Terjun Antrokan
    Terletak di Kecamatan Tanggul. Aku sendiri belum pernah singgah kesana.
    Pesona Alam #JemberIstimewa
    Air Terjun Antrokan[3]
  3. Air Terjun di Ledokombo
    Terletak di Kecamatan Ledokombo. Kabarnya air terjunya besar dan indah. Aku belum pernah kesana.
    Pesona Alam #JemberIstimewa
    Air Terjun Ledokombo[4]
  4. Pantai Tanjung Papuma
    Terletak 10KM di selatan Kecamatan Ambulu. Orang-orang sekitar memanggilnya dengan Pantai Pasir Putih Malikan. Berasal dari batu-batu pipih yang ada dipantai yang terbolak-balik (malikan dalam bahasa jawa) saat tersapu ombak. Pantai Tanjung Papuma memiliki pasir putih yang indah dan tempat wisata bersejarah berupa gua buatan peninggalan Jepang.
    Liburan Gila Ala Insinyur Pikun (2013) : Pesona 3 Pantai
    Pantai Papuma
  5. Pantai Watu Ulo
    Sebenarnya letaknya sejajar dengan Pantai Tanjung Papuma, tapi karena beda pengelola, jadi tiket pintu masuknya pun berbeda. Tidak seperti Papuma yang berpasir putih, Watu Ulo berpasir hitam. Dulu waktu kecil aku dan keluargaku sering sekali ke Watu Ulo, waktu itu kami sekeluarga, aku, adik, ayah, dan ibuku, hanya mengendarai 1 sepedah motor saja. Jadi kami tak berani untuk melancong ke Papuma karena jalannya yang menanjak dan licin. Tapi setelah aku besar dan sepedah motor kami ada 2, kami tak pernah lagi ke Watu Ulo, kami selalu ke Papuma untuk rekreasi. Disebut Pantai Watu Ulo karena ada sebuah batu karang yang menyerupai badan ular yang menjorol ke laut. Kata ayahku Watu Ulo ada legendanya, tapi aku sudah lupa seperti apa hehehe...
    Pesona Alam #JemberIstimewa
    Pantai Watu Ulo[5]
  6. Pantai Payangan
    Terletak 2-3 KM di Selatan Pantai Watu Ulo. Pantai yang merupakan kompleks tempat tinggal nelayan. Untuk masuk pantai ini tidak perlu membayar uang masuk, cukup uang parkir saja. Sempat beberapa kali kesana tapi tak pernah foto-foto. Tidak seperti pantai pada umumnya, di Pantai Payangan lebih dominan batu karang dari pada pasir.
    Pesona Alam #JemberIstimewa
    Pantai Payangan[6]
  7. Pantai Nanggelan
    Sebuah pantai tersembunyi di Timur Kecamatan Ambulu, atau lebih tepatnya Kota Blater, 10 KM di Timur Ambulu. Eksotis, akesnya (katanya) naik turun bukint. Aku masih belum pernah kesana. Beberapa kali kesana sendiri tapi malah kesasar.
    Pesona Alam #JemberIstimewa
    Pantai Nanggelan[7]
  8. Pantai Bande Alit
    Pantai yang terletak dalam Taman Nasional Meru Betiri ini termasuk pantai yang lumayan sulit dijangkau. Gerbang masuk menuju TNMB terletak di timur Kota Blater. Sedangkan dari gerbang masuk ke Pantai Bande Alit masih 14 KM. Jalanan terjal bebatuan naik turun. Pernah dua kali mencoba kesana, pertama bareng spupuku gagal karena sudah terlalu sore. Kami hanya sampai pintu gerbang TNMB saja. Kedua aku coba sendirian tapi aku kembali pulang setelah mencoba masuk sejauh 7 KM. Beberapa kali terpeleset dengan keadaan sepedah motor yang kurang fit nyaliku pun amblas dan mewurungkan niat untuk kesana.
    Pesona Alam #JemberIstimewa
    Pantai Bande Alit[8]
  9. Pantai Rowo Cangak
    Pantai yang jarang sekali dikunjungi wisatawan (orang bilang virgin beach) ini terletak di Kecamatan Termpurejo yang tersembunyi di kerimbunan hutan karet. Aku lagi-lagi belum pernah kesini.
    Pantai Rowo Cangak[9]
  10. Pantai Puger
    Terletak di Kecamatan Puger. Pantai ini merupakan tempat bersandar kapal-kapal nelayan, dan juga terdapat tempat pelelangan ikan. Pantai Puger juga menjadi pintu masuk untuk menuju Taman Nasional Nusa Barong (pulau terluar dan terbesar di Jember). Katanya dari Pantai Puger kita juga bisa ke sebuah pulau yang bernama Pulau Kucur.
    Pesona Alam #JemberIstimewa
    Pantai Puger
  11. Pantai Paseban
    Terletak di Kecamatan Kencong. Pantai ini memiliki pasir berwarna hitam. Kabarnya kita bisa melihat sunset dari pantai ini. Aku pun belum pernah ke pantai yang satu ini.
    Pesona Alam #JemberIstimewa
    Pantai Paseban[10]
  12. Dan banyak lagi tempat wisata buatan seperti pool atau waterboom, agro wisata seperti Taman Botani Sukorambi, dan Rest Area Gumitir (perbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi).
    Pesona Alam #JemberIstimewa
    Rest Area Gumitir
Dari catatan kecil diatas saja sudah terlihat betapa aku kurang akrab dengan Jember. Aku ilustrasikan tulisan berwarna hijau adalah tempat yang pernah aku datangi, sedangkan tulisan berwrna merah adalah tempat yang belum pernah aku datangi. Lebih banyak warna merahnya bukan? Tapi... Tidak hanya karena keindahan tempat wisatanya saja keistimewaan Jember. Jember juga memiliki beragam industri dan ciri khas tersendiri.

Oleh-oleh khas Jember adalah suwar-suwir dan prol tape. Kedua makanan tersesbut merupakan makanan olahan yang berasal dari tape. Suwar-suwir biasanya berbentuk persegi empat panjang, rasanya manis seperti permen. Sedangkan prol tape bentuknya seperti  cake yang berbahan dasar tape. Jember juga mempunyai batik khas Jember yang bermotif tembakau. Di bidang kesenian pun Jember mempunyai setidaknya 3 tarian tradisonal. Yang paling terkenal adalah Tari Lah Bako (berasal dari kata Olah Temabakau). Dan 2 tarian yang lain adalah Tari Lengger dan Tari Petik Kopi yang baru diresmikan pada even Festival Tegalboto 2013 Universitas Jember.


Oleh-oleh khas Jember
Suwar-suwir (atas) dan Prol Tape (bawah)[11]
Batik Khas Jember
Batik Jember Hasil Jahitan RUDYS Tailor



Referensi:
[1]Geografis dan topografi Kabupaten Jember: jemberkab.go.id/selayang-pandang/...
[2]Gumuk: www.essip.us/2013/09/save-gumuk.html
[3]Foto Air Terjun Antrokan: badiamiftahulhasanah.blogspot.com/2013/11/...
[4]Foto Air Terjun di Ledokombo: weloveunej.blogspot.com
[5]Foto Pantai Watu Ulo: www.poenta.net
[6]Foto Pantai Payangan: jemberajib.wordpress.com/obyek-wisata/pantai-payangan/
[7]Foto Pantai Nanggelan: telukhijau.blogspot.com/2012/01/pantai-nanggelan.html
[8]Foto Pantai Bande Alit: merubetiri.com/detail_statis/id/37/pantai_bandealit.html
[9]Foto Pantai Rowocangak: jaringnews.com
[10]Foto Pantai Paseban: www.wafertango.com
[11]Gambar suwar-suwir dan prol tape: travel.kompas.com/

28 komentar untuk "Jember Istemewa Karena Pesona Wisata Alamnya"

  1. pengen ke pantai papuma dari 2 tahun yang lalu sampai sekarang belum kesampaian -___-. Pantai Paseban kayaknya juga bagus nih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kalo jadi ke Papuma kabar-kabari ya mbak hehhe... Paseban kata temen-temen yang pernah kesana jelek, kotor mbak.

      Hapus
    2. wahaha, kapan yaa kapaan -__- tp kok gambarnya bagus ya :D gambar bisa menipu..

      Hapus
    3. Gambarnya kan cuma laut sama pantai paling dekat sama laut mbak, kalo landscape dari jauh ya... jelek (katanya).

      Hapus
  2. wah ternyata banyak sekali wisata alam di Jember ya
    aku tahunya cuma Papuma saja :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dong... #JemberIstimewa kaya dengan wisata alam (ngiklan).

      Hapus
  3. Ah sama gue juga, selama gue di Jogja belum ngerti seluk beluk Jogja dan adat jawa-nya T_T haha, btw air terjunnya Tancak itu kalau dari luar kota ada transport kesitu gak ya? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha gue pengen lebih dekat sama Jogja Nof, Jogja keren dan benar-benar Istimewa. Kelemahan Jember itu adalah semua tempat wisata diatas gak ada transportasi umumnya.

      Hapus
    2. Jogja??? Kota Impian utk ditinggali walo gak kesampaian :D eman2 jd orang Jogja tp gak ngeXplore. Kalo aq di Jogja pasti yg tak bikin yo #JogjaIstimewa :)))

      Hapus
    3. #JogjaIstimewa wis ono lague cak hahahaha...

      Hapus
  4. Jember emang punya banyak pesona alam yang indah..
    aku iki wong Jember asli pisan, visit balik yo... :)

    BalasHapus
  5. Baca posting ini saya baru tahu kalo pemandangan alam di Jember itu indah-indah ternyata...
    Entah kapan saya bisa mengunjunginya nih Mas...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Indah banget... makanya #JemberIstimewa di hati warga dan orang-orang yang pernah berwisata kesana.

      Hapus
  6. obyek wisatanya kayaknya seru tuh. gue malah suka salah kalo ngira jember itu jawa barat. jember sama jabar, beda tipis kalo dibaja :p

    BalasHapus
  7. eh, ini bisa buat catatan destinasi wisata ke Jember nih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah syukur deh kalau bermafaan. Terimakasih atas kunjungannya :D

      Hapus
  8. Kapan-kapan semoga bisa berwisata ke Jember :D

    BalasHapus
  9. yg koment jangan lupa ikutan juga ya Proyek Ngeblog #Jemberistimewa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cak Oyong: Budal thok wes cak hahaha... :D
      Prisma: Proyek Ngeblog #JemberIstimewa itu lomba nulis

      Hapus
  10. Tinggalkan zona nyaman, lalu buatlah zona nyaman yang baru, agar kita bisa masuk surga lewat surga, ahaha..

    Datang berkunjung, inguk-inguk, siapa tahu di sini ada secangkir kopi :)

    BalasHapus
  11. maaf mbak/mas boleh minta alamatnya track mnuju air terjun sokmah elang jelbuk, sama air terjun yang ada di ledokombo
    maternuwun mbak
    nanti tolong hubungi lewat email saya rhonaputraardianto@gmail.com

    BalasHapus
  12. maaf mbak/mas boleh minta alamatnya track mnuju air terjun sokmah elang jelbuk, sama air terjun yang ada di ledokombo
    maternuwun mbak
    nanti tolong hubungi lewat email saya rhonaputraardianto@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah saya kirim emailnya mas perihal air terjun Ledokombo dan Sukma Elang :)

      Hapus